Dimensi Keagamaan Pada Upaya Adaptasi Lingkungan Komunitas Muslim di Bekasi dan Demak

SPs (13/5) Dua komunitas muslim Bekasi dan Demak harus mengalami relokasi darurat dari wilayah tempat tinggal mereka akibat abrasi parah tiap tahunnya. 

Dalam kasus Demak misalnya, agama berkontribusi secara jangka panjang melalui keberadaan situs ziarah yang menjadi sumber berkah ekonomi baru bagi masyarakat yang kehilangan penghasilan akibat relokasi dan abrasi. 

Pada situasi ini, komunitas muslim Pantai Utara Jawa dan Bekasi ini menggunakan dimensi keagamaan dalam upaya adaptasi lingkungan, dan menggunakan agama sebagai mekanisme koping dari stres akibat relokasi.

Hal tersebut terungkap dalam Wednesday Forum dengan tajuk Making Sense of Religion in Adaptation Processes: Narrating Muslims’ Responses to Coastal Abrasion on the North Coast of Java di Ruang 307 Lantai 3 Gedung SPs hari Rabu, 8 Mei 2024 denganmenghadirkan narasumber yang sekaligus memaparkan temuan terkininya,Dr. Aliyuna Prastiti, Alumni S3 Inter Religious Studies (IRS), yang saat ini sebagai dosen HI Universitas Padjadjaran.

Senada dengan Dr. Aliyuna, Kaprodi S2 Agama dan Lintas Budaya (ALB), Dr. Samsul Maarif juga menyampaikan bahwa agama dan lingkungan penting untuk terus didiskusikan dan dievaluasi. “Keduanya begitu dekat dengan kita dan dampaknya pun sehari-hari kita rasakan juga, baik secara langsung maupun tidak “. katanya. 

“Pada titik ini, prodi ALB maupun IRS berupaya membawa isu lingkungan atau ekologi ke dalam ranah akademik studi agama sebagai salah satu jalan untuk mencari solusi atas permasalahan lingkungan fisik, psikis, maupun keberagaman yang kita hadapi.”tambahnya.

Wednesday forum, telah dilaksanakan oleh Prodi S2 Agama dan Lintas Budaya (ALB) dan Inter Religious Studies (IRS) Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM tiap Rabu sore, sejak tahun 2006, dan dapat diikuti oleh mahasiswa pascasarjana, para alumni, akademisi dan masyarakat umum. 

Wednesday forum juga dapat memberikan ruang kepada mahasiswa untuk belajar dari para ahli dan aktivis yang idenya mungkin tidak didengar di kelas reguler. Selain itu juga dapat menjadi ruang bagi komunitas ALB dan IRS serta civitas akademika lebih luas untuk belajar lebih banyak tentang berbagai topik keagamaan dari kalangan akademisi, baik dari Indonesia maupun global. 

Bagi peserta yang tidak bisa mengikuti secara langsung, dapat mengikuti acara ini melalui Youtube CRCS UGM. 

Kegiatan ini sekaligus implementasi dari SDGs Nomor 11 tentang Sustainable cities and communities hal Adaptable dan SDGs nomor 4 tentang Quality Education.

Data : Lina Pary

Penulis : Arni Wistriatun

Editor : Ana Anggraini

Foto : Dokumen Prodi