Jawab Tantangan Kependudukan, Prodi Kependudukan adakan Seminar

Prodi Kependudukan Sekolah Pascasarjana (SPs) bekerjasama dengan Laboratorium Kependudukan dan Sumberdaya Ekonomi (KSE), Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi menyelenggarakan seminar dengan tema pendekatan ketahanan keluarga dalam pembangunan kependudukan di Indonesia. 

Seminar ini dilaksanakan secara daring di Lab KSE Fakultas Geografi pada Selasa, 12 Maret 2024 diikuti oleh peserta dari UGM maupun dari luar UGM. 

Seminar ini menghadirkan tiga narasumber masing masing dari BKKBN dengan judul materi Konsep dan Pemanfaatan dalam pembangunan kependudukan, pemateri kedua dari KPPA, dengan judul materi Ketahanan Keluarga: Isu strategis dalam pembangunan keluarga, dan pemateri ketiga dari Lab KSE dengan tema Pemanfaatan pendekatan keluarga dalam pembangunan kependudukan.

Acara ini dilatarbelakangi oleh sebuah nilai strategis bahwa pendekatan keluarga bukan dalam pengertian hanya untuk keluarga, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai kebijakan kependudukan.  Mengingat juga bahwa salah satu pilar di dalam grand design pembangunan kependudukan (GDPK) adalah pembangunan keluarga.

Sampai saat ini, telah muncul dua indikator terkait dengan pembangunan keluarga, yaitu indeks pembangunan keluarga dari BKKBN dan Indeks ketahanan keluarga dari KPPA. Hal tersebut merupakan langkah maju dalam kebijakan kependudukan, karena dua indikator tersebut secara terpisah maupun bersama-sama dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan GDPK.

Terdapat dua isu terkait hal tersebut. Pertama, pengalaman mendampingi penyusunan GDPK baik khususnya di tingkat kabupaten/kota menunjukkan bahwa pemahaman terhadap indikator tersebut dan juga pemanfaatannya dalam monev pembangunan masih belum optimal.

Kedua, pada level operasional untuk pemanfaatan indikator tersebut ketergantungan pada hasil perhitungan di tingkat nasional sangat tinggi

Apakah dimungkinkan pemanfaatan indikator tersebut dengan cara mengukur di masing masing kabupaten/kota atau jika tidak apakah ada proksi yang dapat digunakan sebagai pengganti indikator tersebut, untuk itulah diskusi ini diadakan. 

Acara ini selaras dengan implementasi SDGs nomor 1  tentang No Poverty terkait dengan Developing Countries (SPs/arni)

Sumber: TOR kegiatan