SPs Adakan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik

(Rabu, 5/4/2023) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengadakan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik dengan mengundang narasumber dari Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, Pipit Noviyani dan tim. Pelatihan yang diikuti oleh 24 peserta ini terbagi menjadi 2 sesi yang meliputi pengantar teori dan penjelasan di lapangan.

Pelatihan ini sejalan dengan SDGs no 13 berkaitan dengan sampah yang memiliki dampak begitu besar pada perubahan iklim yang terjadi secara global.

Dalam sesi pertama bertempat di Ruang 203 Gedung Unit 2 SPs, Pipit Noviyani menjelaskan bahwa berdasarkan warna, sampah organik terbagi menjadi 2 kategori yaitu sampah coklat - terdiri dari daun-daunan kering juga jerami, dan sampah hijau yang merupakan daun segar, kulit buah, serta rumput. Pipit menuturkan bahwa untuk mengolah sampah organik menjadi kompos, sebaiknya kedua sampah tersebut dicampur karena kandungan karbon yang tinggi pada sampah coklat serta banyaknya nitrogen yang ada di dalam sampah hijau akan mempercepat proses pengomposan.

Lebih lanjut pada sesi kedua, Pipit dan tim menjelaskan proses pengomposan dengan menunjukkan cara, alat, serta bahan yang diperlukan. Mulai dari dekomposer hingga perlunya jeriken biru yang dalamnya dibagi menjadi 3 tingkat, terdiri dari tingkat pertama sampah organik, kedua kompos, dan bagian paling bawah adalah air lindi.  Akan tetapi, untuk skala besar, Pipit menjelaskan bahwa sampah organik dapat diletakkan di tanah dengan ditutup terpal yang mana perlu dibuka tutup minimal satu kali seminggu. Total waktu yang diperlukan agar sampah organik berhasil diolah menjadi kompos adalah sekitar satu hingga dua bulan. Karena hal itu, PIAT UGM siap untuk mendampingi Sekolah Pascasarjana hingga memahami tata cara pengolahan dengan baik dan proses pengomposan berhasil.

Pelatihan ini khususnya ditujukan untuk para tenaga kebersihan yang kedepannya diharapkan dapat dengan ahli mengolah sampah organik di lingkungan SPs menjadi kompos serta memanfaatkannya untuk penyuburan tanah. Selama acara berlangsung, para peserta mendengarkan dengan seksama dan secara aktif bertanya kepada narasumber. [Muthia]