Kuliah umum mahasiswa baru T.A 2021/2022 Gasal.

Jogja, (10/9/2021) Sekolah Pascasarjana menyelenggarakan Kuliah Umum bagi mahasiswa baru T.A 2021/2022 secara daring pada hari Jumat, 10 September 2021. Pada kesempatan ini, SPs menghadirkan narasumber Dr. Nahar Taufiq, alumni Program Studi Bioteknologi, minat Rekayasa Biomedis dari Program Doktoral.

Dalam paparannya Dr. Nahar menyampaiaikan bahwa seiring berkembangnya jaman, banyak sekali kasus-kasus penyakit yang kompleks dan beresiko tinggi terhadap penderitanya. Namun di saat yang sama, Teknologi canggih pun berkembang dengan pesat untuk bisa mengobati penyakit tersebut. Beberapa teknologi yang dikembangkan contohnya adalah Coronary Stent.

Konsep Coronary Stent sebenernya sudah dikembangkan sejak tahun 1964, hanya saja dalam pengembangannya banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan karena mengandung bahan polymer yang berisiko. Bahkan pada tahun 2017 semua coronary stent ditarik dari peredaran karena serangkaian kegagalan terhadap pasien. Dari kejadian tersebut diadakan peneilitian ulang yang dinamakan penelitian inSilic dengan metode teknologi komputasi yang canggih.

Penelitian inSilic menggunakan simulasi virtual untuk penerapan coronary stent terhadap pasien. Beberapa fase uji klinis dilakukan agar hasilnya bisa benar-benar diterapkan kepada pasien tanpa mengakibatkan efek samping. "Dalam penelitain ini tidak dapat saya lakukan sendiri sebagai dokter, saya melibatkan orang-orang teknik dan ahli komputer sehingga penelitian ini merupakan penelitian multidisipliner ilmu" papar Dr. Nahar.

Lebih lanjut lagi Dr. Nahar memaparkan bahwa penelitian Insilic ini bisa menjadi platform untuk pembentukan, pengembangan serta penilaian material terhadap teknologi Kesehatan apalagi di tengah kondisi pandemi seperti saat ini dimana tenaga kesehatan mendapat tantangan dari terbatasnya teknologi kesehatan di Indonesia.

Selain itu, SPs juga menghadirkan nara sumber yang menyampaikan mater tentang Health Promoting University oleh Prof. Dra. Rr. Yayi Suryo Prabandari.

Adanya pandemi Covid-19 membuat civitas akademika khususnya di lingkungan UGM untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Beberapa langkah yang diambil dalam proses adaptasi tersebut diantaranya membuat kegiatan belajar yang biasa dilakukan secara tatap muka menjadi dalam jaringan (daring).

Sampai tulisan ini dibuat, belum ada kepastian dibukanya aktifitas kampus seperti biasanya. Namun beberapa hal perlu disiapkan jika kampus akan dibuka kembali. Diantaranya yaitu gerakan utama dan gerakan pendukung dalam proses adaptasi kebiasaan baru. Gerakan utama terdiri dari 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menurukan mobilitas) dan 3T (Tracing, Test dan Treatment). Gerakan utama tentu tidak akan berhasil diterapkan pada masyarakat jika tidak didukung oleh gerakan pendukung yaitu cek kesehatan secara rutin, tidak merokok, olahraga, Pola makan teratur serta mengurangi beban pikiran. (Sps/Muli/arni)