Membaca Kemanusiaan dan Modernitas dalam karya Allama Iqbal

Yogyakarta (5/11) Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) bersama Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan program Great Thinkers. Puisi Allama Iqbal menjadi sebuah pemantik kegiatan ini untuk menbedah kemanusiaan dan modernitas. Salah satu penggalan postulat dalam puisi Iqbal “nations are born in the hearts of poets, they prosper and die in the hand of politicians” merepresentasikan perkelindanan antara kemanusiaan dan modernitas.

Acara berlangsung di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM. Para pembicara yang mengulas karya Iqbal antara lain Ali Tariq (International Islamic University, Islamabad-Pakistan), Sayeda Sadia (GC Woman’s University of Sialkot), Muhammad Arshad (GC Woman’s University of Sialkot), dan Mohyuddin Hashmi (Allama Iqbal Open University).

Allama Iqbal dikenal sebagai penyair muslim, dan filsuf. Sebagian besar karyanya bersinggungan dengan isu-isu keislaman, kemanusian, dan dinamika politik. Kemanusiaan yang tertuang dalam karya-karya Iqbal bukan semata gagasan imajinatif. Pengalaman hidup Iqbal menjaidi basis narasi dari karya-karyanya untuk mengelaborasi antara sosial, ekonimi, agama, serta politik dalam bingkai kemanusiaan.

Konsistensinya membersamai isu kemanusiaan menjadikan karya-karya Iqbal bukan semata sebagai wahana rekreasi melainkan refleksi.  Tiga dasar-dasar kebutuhan manusia dari pemikiran Iqbal adalah keilmuan, kesehatan, dan kekayaan. Adapun prinsip gagasan Iqbal yang menjadi ruh dalam kegiatan ini adalah kekayaan spiritual. Meskipun Iqbal adalah seorang muslim, namun karya-karyanya sangat inklusif ketika membincang kemanusiaan.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka merengkuh sari-sari pemikiran besar Allama Iqbal yang masih sangat kontekstual untuk membincang kemanusiaan. Pun kemanusiaan bukan sebuah frasa yang lahir dan berdiri sendiri. Konteks sosiokultur mendefinisikan ragam kemanusiaan sesuai jamannya. Dalam konteks modernitas, para pembicara melihat kemanusiaan dari karya-karya Allama Iqbal sebagai bagian dari martabat bangsa. Nilai-nilai kemanusiaan sangat lekat dalam setiap tulisan-tulisan Iqbal. Ia pun menaruh gagasan tentang bangsa dan dinamika politik dalam “menghidupi” kemenusiaan itu sendiri. (SPs/eni)