

Jogja, Sabtu, 27 Oktober 2018, Program Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada menggelar Seminar Nasional Bioteknologi V. Acara yang berlangsung di Ruang Auditorium Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ini mengangkat tema ‘Bioteknologi di Era Industri 4.0’. “Salah satu fokus utama Industri 4.0 adalah bidang bioteknologi, karena bioteknologi dipandang mampu memberikan solusi terhadap banyak permasalahan global,” ujar ketua panitia, Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, M.Si.
Acara yang merupakan agenda tahunan ini menyajikan forum diskusi antara universitas, peneliti, praktisi, industri, pemerintah, dan menyangkut dengan isu-isu yang bermunculan pada saat ini serta informasi yang terkait dengan bioteknologi dan aplikasinya di berbagai bidang. “Saya harap sinergi ini sebagai wujud dari kontribusi untuk perwujudan kualitas kehidupan manusia yang lebih baik,” jelas Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. dalam pidatonya yang sekaligus membuka Seminar Nasional Bioteknologi V.
Seminar Nasional ini juga mengundang pembicara yaitu Prof. Tri Wibawa dari Universitas Gadjah Mada yang memaparkan mengenai perkembangan teknologi vaksin yang berperan penting dalam dunia kesehatan dunia. Selain itu Prof. Lin Qingsong dari National University of Singapore, Singapura juga menyampaikan materi mengenai teknologi yang terkait dengan analisis proteomik dan aplikasinya pada berbagai bidang seperti kesehatan, pangan, farmasi, pertanian, akuakultur, dan lingkungan. Serta Prof. Kengo Inoue dari Miyazaki University, Jepang yang memaparkan materi mengenai pemanfaatan limbah organik sebagai penghasil bahan bakar dengan melibatkan peran mikroorganisme.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi 44 pemakalah oral dan 23 pemakalah poster yang terbagi menjadi empat bidang yaitu pertanian, kesehatan, lingkungan, dan industri. “Melalui komunikasi ilmiah yang disampaikan dalam seminar ini, diharapkan menjadi salah satu sumbangsih dari dunia akademik untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Indonesia menyambut tuntutan abad ke-21.” tutur Dini. (SPs UGM/agus)