

Yogyakarta, Kontribusi Yahudi di film-film Hollywood sangkatlah dominan. Tidak hanya memberi warna tersendiri di Hollywood, tetapi juga berkontribusi membentuk budaya populer Amerika sebagai ikon film dunia.
Meskipun Yahudi ikut membangun industri ini sejak awal, namun representasi orang lewat film-film yang dihasilkan juga mengalami pasang surut. Kondisi politik, sosial budaya serta perang duni dan berkembangnya anti Semitisme, membuat bangsa Yahudi berhati hati di industri ini.
Hal itu diungkapkan oleh Witriani, S.S., M.Hum, Dosen Prodi Sastra Inggris Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dalam ujian terbuka promosi doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, pada Senin, 16/1.
Lebih lanjut Witriani mengungkapkan, kondisi itu berubah sejak tahun 1960-an seiring dengan gerakan sosial masyarakat sipil dan tumbuhnya kesadaran etnisitas, film-film yang bertema identitas bangsa Yahudi mulai muncul. Tragedi Holocaust di Eropa, berdirinya negara Israel juga menjadi bagian dari faktor yang memicu bangsa Yahudi untuk menampilkan diri dengan cara yang berbeda di layar lebar.
Dengan meneliti pada tiga film Yahudi yakni Ben Hur (1959), The Chosen (1981) dan Schindler’List (1993) Witriani menemukan bahwa media atau film telah menjadi ajang bagi Yahudi Amerika untuk memverifikasi identitas mereka sebagai bangsa, agama atau sebagai masyarakat Amerika.
Lewat film, bangsa Yahudi berbicara tentang persoalan-persoalan etnisitas, kecemasan, eksistensi, bahkan mimpi-mimpi mereka sebagai bangsa Yahudi sekaligus Amerika. Dan hal ini dimulai sejak munculnya film-film religi.
Witriani menambahkan, negosiasi Yahudi tidak hanya melalui narasai pada plot atau penulisan naskah, tetapi juga unsur-unsur film lainnya seperti karakter bahkan pada proses editing. Dalam hal politik represntasi dilakukan dalam berbagai cara antara lain: menampilkan Yahudi baru di layar lebar, inter discursus, negosiasi identitas baru termasuk perubahan ideologi mereka baik sebagai bangsa Yahudi maupun Amerika.
Dalam penelitiannya, film juga merupakan media bagi bangsa Yahudi untuk menyuarakan kegelisahan dan penderitaan mereka di masa lalu. Seperti hanyal film Schindler’s List, mereka mencoba menyajikan masa lalu mereka untuk permisa masa kini dan mendatang. (SPs UGM/arni)