Fransiskus Borgias raih Gelar Doktor setelah Meneliti Mitos dan Ritual Masyarakat Manggarai

Mitos dalam masyarakat Manggarai di Flores NusaTenggara Timur ternyata berkaitan dengan ritual masyarakat Manggarai. Mitos tersebut antara lain mitos tentang Tuhan (mitos teogonis), mitos tentang terjadinya bumi dan alam semesta (mitos kosmogonik), mitos tetang awal munculnya manusia (mitos antropogonik), mitos tentang bagaimana awal mula mengenal makanan.

Hal tersebut disampaikan oleh Fransiskus Borgias, Dosen di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, dalam ujian terbuka promosi doktor di Sekolah Pascasarjana UGM pada Kamis (22/12).

"Aslinya seperti orang Bali, banyak ritual, tapi karena terpengaruh oleh ajaran dari gereja, banyak menjadi katolik, ritual itu tidak begitu tampak lagi, tetapi beberapa ritual yang besar-besar masih dilaksanakan seperti ritual Pentik," katanya.

Penelitian ini erat kaitannya dengan sejarah pergerakan misi dunia, yang akhirnya membawa warta imam Kristiani (Katolik) ke Mangarai, sehingga terjadi suatu perubahan dalam hidup orang Manggarai, dari kehidupan tradisional ke kehidupan pasca tradisional karena pengaruh dari kehidupan modern yang dibawa oleh berbagai macam faktor yang datang dari luar.

Lebih lanjut Fransiskus menyampaikan tentang pengaruh timbal balik antara Katolisisme dan pikiran orang Manggarai tentang pribadi manusia, ruang, waktu, miotos dan ritual. Soal pribadi manusia, disoroti dalam lima pokok yaitu, sistem kekerabatan, peristiwa kelahiran, perkawinan, kematian dan pandangan tentang kedudukan perempuan.

Konsep tentang ruang, coba dilihat secara lebih rinci dalam lima pokok yaitu Rumah (Mboru Tembong), Kampung (Beo bate lonto), Kebun (uma bate duat), Makam (boa), dan Mata Air (wae teku)

Dengan mengambil judul disertasi “Manggaraian Myths, Rituals, and Christianity: Doing Contextual Theology in Eastern Indonesia, Fransiskus berhasil lulus Doktor ke 3437 di Sekolah Pascasarjana UGM pada program Studi Inter Religious Studies. (SPs/arni)