Di lomba ini peserta diwajibkan membuat sketsa dengan objek apapun yang terdapat di lingkungan kampus SPs, baik aktivitas, situasi gedung atau bangunan, dengan pensil, pen, spindol, tinta atau apapun. Dari keseluruhan peserta hanya akan diambil 5 orang sebagai pemenang dan diumumkan pada website SPs, sedangkan penyerahan hadiah tanggal 8 September 2016 pada acara orasi ilmiah.
Dalam wawancaranya dengan para wartawan, Dr. Kris Budiman selaku ketua panitia lomba menyampaikan bahwa lomba ini dilaksanakan di tengah merebaknya seni sketsa di masyarakat. Hampir di semua kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Denpasar, Yogyakarta dan lain-lain tumbuh komunitas-komunitas seni sketsa.
“Bahkan mereka punya grup online, mereka bisa saling berintaeraksi antar kota dan terkadang bikin acara gathering,” tutur Kris Budiman. Menurutnya, terjadi perkembangan positif seni sketsa akhir-akhir ini, bahkan hasil karya seni sketsa tidak kalah dengan seni-seni lukis lainnya. Seni sketsa adalah seni yang otonom, bersifat mandiri dan memiliki ke-khasan sendiri.
“Dan untuk mengerjakannya butuh nyali karena akan ditonton oleh banyak orang pada saat mengerjakannya, dan kecenderungannya di akhir mereka lebih suka sketsa di outdoor dibanding di studio, ungkap Kris Budiman.
Bertindak sebagai juri,Ir. Eko Prawoto, M.Arch (seniman dan dosen Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW), Dr. Budi Irawanto (Fisipol UGM) dan Dr. Kris Budiman, dosen program S2/S3 Kajian Budaya dan Media SPs UGM.
Untuk memeriahkan Dies ini, SPs juga menggelar acara dan lomba lainnya yaitu turnamen olah raga, Lomba Internal antar Karyawan, Family Gathering, Orasi Ilmiah dan International Graduate Students and Scholars Conference in Indoensia (IGSSCI). Serangkaian acara tersebut dilaksanakan sejak Juni hingga November 2016.
Pada tahun tahun sebelumnya, Dies SPs dimerihakan dengan lomba meme, lomba geguritan, lomba foto esay, cerkak dll. Tak lupa balon berhadiah diterbangkan sebagai tanda dibukanya rangkaian acara Dies SPs di tiap tahunnya. (SPs/arni)