Kegiatan ini menghadirkan Annisa R. Beta sebagai narasumber. Annisa merupakan peneliti dan dosen di University of Melbourne. Annisa merupakan penulis Buku Pious Girls (Routledge, 2024) serta salah satu pendiri Anotasi dan Jaringan Etnografi Terbuka. Annisa juga menerima penghargaan Australian Research Council Discovery Early Career Researcher Award (DECRA) tahun 2023-2025 dan telah banyak melakukan penelitian berkaitan tentang pemuda, media baru, dan subjektivitas politik di Asia Tenggara.
Diskusi kali ini berfokus pada bagaimana kelompok dan tokoh wanita Muslimah muda yang berpengaruh mengajak para pengikutnya untuk memahami bagaimana idealnya menjadi muslimah yang taat atau saleh. Menurut Annisa, perempuan muslim dengan pengikut besar di media sosial memiliki potensi untuk mempengaruhi masyarakat dalam membentuk perilaku ideal yang harus dimiliki agar dapat dikatakan sebagai muslimah yang taat.
Annisa memberi contoh keberadaan seorang Dian Pelangi yang menjadi salah satu pelopor hijab di Indonesia. Dikatakan bahwa menjadi muslimah sejati tidak hanya berhijab tetapi juga harus mempunyai akal cerdas dan berakhlak. Pemikiran ini berkembang dan banyak diikuti oleh perempuan lain di Indonesia untuk bisa menjadi muslimah yang taat.
Setelah paparan dari Annisa, selama kurang lebih 1 jam mahasiswa banyak mengajukan pertanyaan sebelum sesi diskusi berakhir. Kegiatan Wednesday Forum kali ini memberikan pemahaman bahwa sekarang ini telah banyak influencer perempuan muslim muda di Indonesia yang meningkatkan keterbukaan pemikiran akan ideologi feminisme.
Kata kunci: pendidikan, pemberdayaan perempuan, feminisme, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDGs
Penulis: Asti Rahmaningrum